Fotografi memiliki peran yang sangat penting dalam dunia modern. Lewat ilmu yang satu ini,
dunia bisa mengabadikan gambar dalam bentuk foto. Lewat fotografi, manusia bisa menemukan
cara menghasilkan gambar dengan bantuan cahaya. Beragam alat elektronik modern pun telah
dilengkapi dengan prinsip fotografi, termasuk di antaranya adalah smartphone serta kamera
digital.
Keberadaan kamera serta smartphone di era modern seperti sekarang, memberi kemudahan
dengan bentuk ringkas dan bisa menghasilkan foto yang bagus. Namun, pernahkah Anda
berpikir, kalau produk elektronik canggih tersebut merupakan perangkat yang telah melalui
banyak pengembangan dalam sejarah fotografi?
Sejarah Fotografi Berawal dari Lubang Jarum dan Peran Ilmuwan Muslim
Hal yang tak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi fotografi adalah peran filsuf Yunani,
Aristoteles serta ilmuwan muslim Ibnu Al-Haytam yang oleh orang Eropa disebut dengan nama
Alhazen. Kedua sosok ini menjadi tonggak awal perkembangan sejarah fotografi di masa lalu.

Aristoteles pada 336 Sebelum Masehi, mengungkapkan teknologi yang disebutnya sebagai
teknologi lubang jarum. Dalam pemaparannya, Aristoteles mengungkapkan kalau cahaya yang
melewati lubang berukuran kecil, bisa menghasilkan gambar. Teknologi ini menjadi prinsip dasar
dalam teknik fotografi.
Selanjutnya, Alhazen yang hidup pada rentang antara 965-1039 menulis buku berjudul Al-Manazir
yang di dalamnya berisikan teori tentang fenomena optik. Penulis buku “Ibn al-Haytham: First
Scientist”, Bradley Steffens mengungkapkan kalau Al-Manazir merupakan buku pertama dunia
yang di dalamnya terdapat penjelasan mengenai sistem kerja kamera obscura (kamar gelap).

Kamera ini memiliki bentuk yang sederhana, berupa sebuah ruangan yang dilengkapi
dengan lubang kecil sebagai tempat untuk masuknya cahaya. Sejak itu, para ilmuwan pun
berlomba-lomba untuk terus mengembangkan kamera obscura. Dunia barat pun menjadi pihak
yang begitu getol dalam melakukan pengembangan ini.
Leonardo da Vinci (1452-1519 M) menuliskan dalam catatannya tentang cara kerja kamera
obscura. Dia mengatakan, ketika sebuah bangunan memiliki lubang kecil di dindingnya, maka
akan diproyeksikan dalam gambar terbalik pada dinding lain yang berada di balik lubang
tersebut. Penjelasan lebih rinci kemudian bisa ditemukan pada buku De Radio Astronomica et
Geometrica yang ditulis oleh Gemma Frisius pada tahun 1545.
Ahli matematika dari Italia Girolomo Cardano (1501-1576 M) memperkenalkan teknologi yang
disebutnya orbem e vitro. Dia menambahkan sebuah lensa bi-convex pada kamera obscura.
Terakhir, Joseph Kepler (1571-1630 M), meningkatkan kemampuan kamera ini dengan
pemakaian lensa negatif yang ditempatkan di belakang lensa positif.

Pada 1558, Giambattista della Porta menjadi pelopor pemakaian kamera obscura dengan
desain yang lebih ringkas. Lewat idenya tersebut, pengembangan kamera obscura yang
berdesain portable mulai banyak dilakukan. Awalnya, dibentuk berupa tenda, dan terakhir hadir
dalam bentuk kotak.
Sejarah Fotografi: Perjalanan Panjang Mencetak Foto di Atas Kertas
Kamera obscura yang telah dikembangkan hingga abad ke 17, bukanlah kamera seperti yang
sekarang. Kamera tersebut tak bisa dipakai untuk mencetak gambar pada kertas. Perjalanan
sejarah fotografi masih sangat panjang untuk mencapai tahap tersebut.
Pada tahun 1727, profesor anatomi dari Jerman, Johann Heinrich Schulze menggunakan silver
nitrate dalam eksperimennya. Dari situ, dia menemukan kalau kapur tulis yang dicelupkan
ke dalam senyawa kimia ini akan berubah menjadi hitam ketika terekspose sinar matahari.
Sementara itu, bagian yang tak terkena sinar matahari, tetap berwarna putih.
Penemuan tersebut membuka pengetahuan baru dalam dunia fotografi. Pada tahun 1826,
Joseph Nicephore Niepce menjadi tokoh yang pertama kali menghasilkan cetakan foto dalam
sejarah fotografi, dicetak di atas permukaan logam. Selanjutnya, pada tahun 1833, Niepce
bekerja sama dengan Louise Daguerre dalam mengembangkan teknologi fotografi.

Hanya saja, di tengah kolaborasi keduanya, Niepce meninggal dunia, Daguerre tetap berusaha
untuk mengembangkan penelitian tersebut. Hingga akhirnya, French Academy of Science
mengumumkan kamera Daguerrotype pada tanggal 9 Januari 1838. Nama dari kamera ini
diambil dari penemunya, tak lain adalah Daguerre

Selanjutnya, kamera Daguerrotype menjadi langkah awal dari ilmuwan Inggris, Henry Fox Talbot
untuk menciptakan kamera yang kemudian disebut dengan nama Calotype. Berbeda dengan
Daguerrotype yang hanya mampu mencetak foto di atas logam, kamera Calotype menjadikan
Talbot sebagai sosok yang menemukan negatif yang kemudian dapat dipakai untuk mencetak
foto di kertas. Hanya saja, proses pencetakan foto yang ditemukan oleh Talbot ini butuh waktu
berjam-jam.

Selanjutnya, penemuan Talbot tersebut disempurnakan dengan adanya penelitian yang dilakukan
oleh John Herschel. Pria Inggris ini dikenal sebagai sosok yang menemukan film negatif dengan
bahan sodium thiosulfat yang kemudian disebut dengan fixer atau hypo.
lanjut Part 2 ” Sejarah Fotografi dan Perkembangannya dari dulu sampai Sekarang Part 2 “
!!! BUTUH JASA DOKUMENTASI FOTO & VIDEO TERBAIK !!!??
DIRGANTARA DIGITAL STUDIO SOLUSINYA
Dirgantara Digital Studio adalah vendor pelayanan jasa dokumentasi
Wedding, Prewedding, Foto Produk, Pas Foto, Foto Wisuda, Dokumentasi Event, Photobooth, dll
Informasi Paket Hubungi :
0878 8998 3338
Keeρ on ԝriting, great job!